Sunday, February 22, 2009

Ada Apa dengan (Cinta) Jilbab? ~2~

Namun demikian, di sisi lain, kaum muslimah masih banyak yang belum mengenakan jilbab. Banyak alasan yang menjadikan mereka tidak mengenakan jilbab. Alasan tersebut antara lain adalah :

1. Belum Adanya Pengetahuan atas Perintah Jilbab
Alasan ini memang cukup banyak, hal ini disebabkan karena memang belum tahu bahwa perintah atas jilbab adalah suatu kewajiban. Kebanyakan di antara mereka adalah muslimah yang memang belum pernah melihat apalagi mendengar perintah jilbab karena yang bersangkutan belum pernah ikut dalam suatu kajian keagamaan atau membaca ayat-ayat Allah. Mereka hidup di lingkungan yang memang benar-benar awam dan jauh dari nuansa keagamaan, seperti di daerah-daerah terpencil atau bahkan di lingkungan kumuh “daerah hitam” di kota-kota besar. Untuk itu adalah kewajiban kita semua untuk dapat menyampaikan kepada mereka. Sungguh suatu kesalahan kita semua apabila ada saudara kita dalam suatu “kebutaan” atas perintah Tuhannya.

2. Penolakan Berdasarkan Tafsir Pribadi
Inilah golongan yang telah mendengar tapi menolaknya, “sami’na wa ashaynaa”. Golongan ini banyak di antara mereka yang sebenarnya adalah orang yang cerdas dan alim dalam pengetahuan agamanya, tetapi ia menolak mentah-mentah perintah Allah. Di antara mereka menafsirkan perintah jilbab hanya untuk istri & anak nabi beserta sahabat, sebagaimana mereka tafsirkan di QS. Al-Ahzab ayat 59. “Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu, dan isteri-isteri orang mu’min : Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.” Orang mukmin diartikan orang yang beriman pada zaman Rasulullah yaitu para sahabat, karena turunnya ayat waktu itu adalah di lingkungan para sahabat, sehingga tidak ada kewajiban buat mereka untuk mengikuti perintah Allah di ayat tersebut. Ayat tersebut mereka tafsirkan sudah mansukh atau sudah dihapuskan karena perintah itu bersifat hanya pada waktu itu saja yaitu ketika Jibril turun akan memberikan wahyu sementara Siti Aisyah, istri nabi, dalam keadaaan tidak berjilbab, lalu Jibril tidak jadi menyampaikan wahyu Allah dan mewahyukan terlebih dahulu kepada Nabi perintah untuk berjilbab. Selain hal tersebut alasan lain adalah perintah tersebut seperti orang menyuruh makan/minum kepada seorang tamu yang hanya disampaikan dari tuan rumah sesaat itu saja, selanjutnya tidak lagi. Sungguh, orang-orang seperti ini dalam kesesatan tafsir yang luar biasa. Bahkan ada seorang cendekiawan muslim yang berijtihad “menolak” perintah tersebut. Sampai-sampai istri dari cendekiawan tersebut dilarang untuk memakai jilbab. Mudah-mudahan Allah mengampuninya, wallaahu a’lam.

3. Adanya Kendala dengan Lingkungan Sekitarnya
Kondisi lingkungan memang sangat berperan dalam kehidupan kita. Baik buruk lingkungan secara langsung maupun tidak langsung akan mempengaruhi kondisi kita. Banyak kendala yang dihadapi oleh muslimah yang belum mengenakan jilbab yang disebabkan oleh lingkungan. Biasanya lingkungan di tempat kerjanya/sekolah tidak memperbolehkan untuk dirinya berjilbab. Sebenarnya hal ini paling sering terjadi di kalangan pekerja muslimah. Perusahaan biasanya mempunyai dress code yang melarang penggunaan jilbab dengan alasan tidak praktis, tidak sesuai dengan kondisi di lapangan, tidak ingin perusahaannya di cap sebagai perusahaan dengan golongan agama tertentu, tidak fashionable/suitable dengan lingkungan kerja, di luar “kewajaran” dan alasan-alasan lainnya. Untuk masalah ini, baik di dalam maupun di luar negeri telah banyak ditangani pengadilan dan kebanyakan diantaranya dimenangkan oleh pihak muslimah yang ingin berjilbab. Bisa juga terjadi muslimah tersebut ingin berjilbab atau tahu akan perintah jilbab tetapi jarang berkumpul di majelis ilmu, sehingga ketahuan dan keinginan berjilbab tersebut lama kelamaan terkikis karena yang bersangkutan lebih banyak bergaul di lingkungan yang kurang atau jarang berkumpul dalam majelis ilmu.

4. Adanya Kendala di dalam Dirinya
Kendala lain kenapa muslimah belum mengenakan jilbab adalah belum adanya kemantapan di dalam dirinya. Padahal semua orang sebelum memutuskan melakukan sesuatu pasti akan ragu-ragu dan mengkhayal hal-hal yang buruk atau berandai-andai sehingga niat yang awalnya ada lama kelamaan terkikis habis, ini adalah salah satu bisikan syetan sehingga seorang manusia penuh dalam keragu-raguan. Kendala di dalam diri muslimah belum mengenakan jilbab biasanya adalah disebabkan karena :
~ Membanding-bandingkan atau mengambil contoh yang salah seperti; si anu dan si anu pakai jilbab tapi tingkah lakunya kok masih jelek seperti itu. Akhirnya di dalam dirinya terekam contoh kejelekan yang hanya tampak di hadapannya atau sebatas yang ia kenal saja. Kesalahan dalam mengambil contoh ini dapat berakibat mengurangi motivasi diri dalam mengenakan jilbab. Hal ini dapat diatasi dengan cara antara lain adalah ;
- Mulailah berpikir positif, hindari rasa buruk sangka.
- Ambil pelajaran dan teladani orang-orang shaleh.
- Lebih banyak datang ke majlis ilmu.
- Bergaul dengan orang yang lebih paham dalam masalah agama.
- Sering-sering membaca Al-Qur’an dan buku-buku agama.
- Tidak menolak atas kecenderungan memakai jilbab, arahkan kecenderungan memakai jilbab ini sebagaimana ada di dalam hati dan jangan menghindari kecenderungan ingin mengenakan jilbab.
- Tetapkan hati, mulailah dari hal-hal yang ringan, seperti mengenakan pakaian yang dianggap lazim dalam batas kesopanan.
~ Alasan lain belum mengenakan jilbab dalam diri seorang muslimah adalah dia menganggap dirinya adalah seorang yang buruk, atau jahat, atau belum berhati baik, atau tingkah lakunya masih belum Islami, atau belum sempurna ibadahnya, dan lain sebagainya. Ia akan mengenakan jilbab kalau dirinya sudah berubah baik. Padahal kalau kita lihat, selain Rasulullah siapa sih yang sempurna dalam Islam? Jadi, sudah sebuah sunnatullah kalau iman itu kadang bertambah dan kadang berkurang, “al imaanu yazidu wa yanqusu”. Namun demikian untuk mencapai iman yang sempurna dicapai dengan bertahap. Untuk perkara jilbab apa perlunya kita menunggu sampai kita dibilang “sempurna dalam ibadah”. Al-Qur’an diturunkan kepada Rasulullah secara bertahap, perintah untuk meninggalkan khamr itu juga bertahap sampai benar-benar dilarang sepenuhnya. Demikian juga kita menjadi muslim yang baik juga perlu bertahap, tidak ada yang berubah sekejap mata. Allah saja menciptakan alam semesta bertahap, yaitu dalam 6 masa (QS. 7 : 54), manusia diciptakan juga bertahap dari sel sperma, zygote, segumpal darah, janin, sampai dengan bayi yang lahir ke dunia. Itulah sunnatullah, jadi apa perlunya kita menunggu memakai jilbab sampai kita benar-benar dikatakan sebagai “orang berkelakuan baik” atau muslim yang baik. Yang jelas setelah wanita berubah mengenakan jilbab, secara perlahan tingkah lakunya akan mengikuti dengan sendirinya, asalkan dia sering datang ke majelis ilmu dan bergaul dengan orang-orang shaleh serta ada kemauan atau niat yang kuat di dalam dirinya.
~ Alasan lainnya adalah kalau wanita mengenakan jilbab, maka ia tidak akan bebas dalam beraktifitas. Mengenakan jilbab akan membuat berkurang kecantikannya, susah dalam bergerak (ribet), susah dalam bergaul, susah dalam beradaptasi dengan lingkungan, dan alasan susah-susah yang lainnya. Sungguh, alasan seperti itu sekarang ini cukup mudah untuk dapat diatasi. Coba kita lihat sekarang berapa banyak artis film/sinetron yang mengenakan jilbab, berapa banyak tokoh atau ilmuwan di negara-negara muslim yang mengenakan jilbab, berapa banyak wanita yang berjilbab bergaul dengan lingkungannya dengan nyaman dan masih banyak yang lainnya. Dari hasil penelitian, seorang wanita yang mengenakan jilbab kulit tubuhnya menjadi lebih terjaga, lebih halus, dan bahkan lebih bersih. Hal ini disebabkan karena debu dan sinar matahari tidak langsung mengenai pori-pori kulitnya, meski wanita sudah menggunakan sun block. Untuk rambut kepala akan lebih halus dan terjaga dari rusaknya rambut seperti rambut memerah atau rambut bercabang, karena memang sinar matahari dapat secara langsung membuat rambut kita rusak. Jadi, justru fakta membuktikan mengenakan jilbab akan mampu mempercantik tubuh wanita. Itulah fenomena jilbab yang insya Allah dengan jilbab salah satunya kebangkitan Islam akan dimulai, karena bagaimana pun juga wanita yang berjilbab selain dia lebih cantik, anggun, identitas diri seorang muslim, juga salah satu ciri wanita yang shalehah adalah wanita yang melaksanakan perintah Allah, dan dari rahim wanita yang shalehah lah terlahir anak yang shaleh. Dan tidak berlebihan kalau Rasulullah berkata bahwa sebaik-baiknya perhiasan di dunia adalah wanita yang shalehah. Maka berbahagialah duhai perempuan.

Jadi, marilah kita mulai “gerakan cinta jilbab!”




sumber : Arihadi, kotasantri.com

No comments:

Post a Comment